Sabtu, 23 Oktober 2010

KISAH SEORANG ANAK YANG MEMILIKI KELAINAN MATA

Semangat KEBANGKITAN NASIONAL harus selalu ditanamkan dalam jiwa kaum pemuda karena mereka adalah generasi penerus bangsa dimana mereka adalah salah satu faktor penentu kemajuan bangsa. Bangsa itu akan maju,jalan ditempat atau mundur adalah tugas bagi para pemudanya dalam memajukan kesejahteraan bangsa. Semangat pemuda dalam kebangkitan nasional memang sebagian telah tercermin dalam diri para pemuda.Salah satu buktinya adalah KISAH SEORANG ANAK YANG MEMILIKI KELAINAN MATA.
 "LAELY" panggilan dari teman-temannya adalah seorang  gadis yang didiagnosa dokter memiliki kelainan mata yaitu katarak. Setiap pagi dia harus berusaha bangun lebih awal karena dia harus menempuh perjalanan ke sekolah dengan jarak yang tidak sedikit. Dengan mengayuh sepeda dia berjuang mendapatkan apa yang dia cita-citakan selama ini yaitu membahagiakan orang tuanya. Dalam setiap kayuhannya selalu terfikir dalam benaknya yaitu orang tuanya, orang tua yang selalu memberikan yang terbaik untuknya meskipun hidupnya tak berkecukupan. Setelah dia sampai di sekolahnya dia segera memarkirkan sepedanya ditempat parkiran yang biasa dia pakai untuk memarkirkan sepeda tuanya. Sesampainya di kelas, dia menaruh tas yang telah berlubang dan terlihat kusam itu di tempat duduknya.Dia duduk seorang diri karena tak ada seorang pun teman yang mau duduk dengannya jikalau ada itu pun hanya memanfaatkannya untuk mengerjakan tugas temannya. Entah apa yang ada di fikiran temannya sehingga teman-temannya selalu menjauhinya dengan alasaan yang tidak masuk akal. Meskipun begitu ia tak pernah merasa rendah diri, dia selalu berjuang mencapai cita-citanya. Mengingat dahulu disekolah dasar dia pernah terpaksa berhenti sekolah karena biaya yang tidak mendukung. Setelah 5 tahun menanti sampai memiliki biaya akhirnya dia bisa melanjutkan sekolahnya kembali dan kini sampai pada sekolah Menengah Pertama. Sejak saat itu dia memiliki tekad untuk terus memperjuangkan masa depannya. Selepas pulang sekolah dia membantu ibunya yang tidak muda lagi, dia mengerjakan pekerjaan yang setiap hari ia lakukan. Pada malam hari dia belajar dan mengerjakan tugas-tugasnya hanya dengan berbekal buku pelajaran yang dia pinjam dari perpustakaan sekolahnya dan kaca pembesar yang dia gunakan untuk membaca buku yang ia pinjam ia bisa belajar dengan senang hati.Ayahnya yang setua itu bekerja tak tentu, membanting tulang dengan pendapatan yang tak bisa dikatakan cukup untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari. Namun, jiwa yang dimiliki Laeli sama dengan jiwa yang dimiliki ayahnya yaitu pantang menyerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar